Beranda

Minggu, 08 April 2018

SKKNI tahun 2016 TIK Jaringan Komputer




Halo sobat AGT ketemu lagi nih, kali ini saya akan memberikan link download SKKNI bidang TIK Jaringan Komputer  yang dipublis tahun 2016, silahkan download di sini . Semoga bermanfaat terimakasih

MEMAHAMI PENTINGNYA JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN LANGKAH PEMBUATANNYA



Sebagian pekerja mungkin masih menganggap job safety analysis (JSA) hanya sebagai lembaran kertas biasa yang berisi daftar pekerjaan, bahaya, dan cara pengendaliannya. Padahal dibalik itu, JSA adalah sebuah alat penting yang membantu pekerja dalam melakukan pekerjaan secara aman dan efisien. JSA tidak hanya membantu mencegah pekerja dari kecelakaan kerja, tetapi juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan.


Seperti dilansir safetyandhealthmagazine.com, menurut National Safety Council (NSC) dan ahli K3 lainnya, JSA melibatkan tiga unsur penting, yakni:
  • Langkah-langkah pekerjaan secara spesifik
  • Bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan
  • Pengendalian berupa prosedur kerja aman untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bahaya pada setiap langkah pekerjaan
 Sebetulnya, apa itu JSA? JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah Anda (supervisor) mengindentifikasi bahaya yang ada di area kerja, Anda harus menentukan langkah-langkah pengendalian untuk meminimalkan bahkan menghilangkan risiko tersebut.
Siapa saja yang wajib membuat dan menerapkan JSA?
Baik supervisor maupun pekerja, mereka harus bekerja sama untuk menerapkan JSA. Umumnya, supervisor bertanggung jawab untuk membuat JSA, mendokumentasikan berkas JSA, memberi pelatihan kepada seluruh pekerja sesuai yang tercantum di JSA, dan menegakkan prosedur kerja yang aman dan efisien. Namun, pekerja juga didorong untuk terlibat dalam pembuatan dan penerapan JSA, karena mereka yang paling mengetahui tentang bahaya serta bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan bahaya yang terdapat di area kerja mereka.
Mengapa JSA begitu penting?
Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan menjadi hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja aman dan menekan angka kecelakaan kerja. Dengan membentuk operasi kerja yang sistematis, membangun prosedur kerja yang tepat, dan memastikan setiap pekerja sudah mendapatkan pelatihan dengan benar, Anda dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di tempat kerja.
Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja yang tepat adalah dengan melakukan analisis bahaya yang terdapat di area kerja. Supervisor dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk menghilangkan dan mencegah bahaya di area kerja. Hal ini mungkin akan berdampak pada berkurangnya jumlah cedera dan PAK, berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi pekerja jadi lebih rendah, bahkan meningkatkan produktivitas. JSA juga menjadi alat yang sangat penting untuk melatih pekerja baru dalam melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman. 

Pekerjaan seperti apa yang membutuhkan JSA?
Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan JSA. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan di analisa, diantaranya:
  • Pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau PAK
  • Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan, bahkan untuk pekerjaan yang tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya
  • Pekerjaan dimana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan kecelakaan fatal atau cedera serius
  • Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan prosedur kerja
  • Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis  

Bagaimana langkah-langkah dalam membuat JSA?
1. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan
Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.

2. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja berdasarkan langkah-langkah kerja yang sudah ditentukan
Ini menjadi bagian paling penting dalam membuat JSA. Berikut beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan saat mengidentifikasi potensi bahaya:
  • Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya (jika ada)
  • Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja
  • Regulasi atau peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan
  • Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja

3. Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan
Setiap bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya tentu membutuhkan kontrol dan pengendalian. Kontrol dan pengendalian ini menjelaskan bagaimana cara Anda akan menghilangkan bahaya di area kerja atau bagaimana cara Anda akan mengurangi risiko cedera secara signifikan.
Setelah membuat JSA, supervisor diharuskan untuk mendiskusikannya dengan para pekerja yang terlibat. Pasalnya, fungsi JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para pekerja tidak mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum memulai suatu pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan pastikan juga semua pekerja mengetahui bagaimana prosedur bekerja secara aman sesuai yang tertuang dalam JSA.
Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman (mandor/pengawas) harus memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda. 

Contoh job safety analysis (JSA):

sumber artikel: safetysign.co.id

Jumat, 06 April 2018

Job Sheet Membuat blog sebagai Media Pembelajaran yang Inovatif

Contoh job sheet Membuat blog sebagai Media Pembelajaran yang Inovatif  dapat diunduh di sini


Laporan TNA (Training Need Analisys) - contoh



Halo sobat AGT kali ini saya akan memberikan artikel contoh pembuatan laporan TNA atau Training Need Analisys. Sebelum sobat sudah tahu belum mengenai TNA itu?
TNA adalah analisis kebutuhan pelatihan yang berupa serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul di tempat kerja setelah itu diperoleh kompetensi yang dibutuhkan suatu perusahaan dalam perekrutan calon karyawan ataupun proses pengembangan SDM. Untuk lembaga pelatihan (BLK) TNA digunakan untuk membuat program pelatihan. Berikut caontoh laporan TNA.


LAPORAN PERJALANAN DINAS
TRANING NEED ANALYSIS (TNA)


Nama                  :       Agus Susanto, ST
N I P                   :       198208172014031005
Pangkat / Golongan       :        Penata Muda /IIIa
Jabatan                :       Calon Instruktur

Tujuan                                     : PT. Aplikanusa International, JL. M.H Thamrin Kav. 70 Jakarta Pusat.
Maksud Perjalanan Dinas             : Melaksanakan tugas dalam rangka TNA (Identifikasi Kebutuhan Pelatihan).
Tempat Pelaksanaan                  : PT. Aplikanusa International, Jakarta
Waktu Pelaksanaan                    : 03-04 April 2018
Metode Pengumpulan Data          : Wawancara, Kuesioner, FGD
Pemberi perintah                       : Kepala PPKD Jakarta Barat
 



Hasil perjalanan Dinas              :
1.    PT. Aplikanusa International sebuah perusahaan di bidang jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi berdiri sejak tahun 2000 memiliki beberapa klien yang sebagian besar bidang perbankan terkait jaringan, mempunyai rencana peningkatan kompetensi karyawan dan kebutuhan tambahan tenaga kerja untuk satu atau dua tahun kedepan karena adanya rencana pembukaan kantor cabang di Jakarta Barat dan Semarang.

2.    Dari hasil wawancara, kuesioner dan FGD, PT. Aplikanusa International membutuhkan tenaga kerja Teknisi muda jaringan komputer untuk penempatan pada cabang baru dan penambahan di kantor pusat dengan persyaratan kompetensi sebagai berikut :
a.    Mengumpulkan Kebutuhan Teknis Pengguna yang Menggunakan Jaringan
b.    Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan Dengan Teknologi yang Sesuai
c.    Merancang Topologi Jaringan
d.    Merancang Pengalamatan Jaringan
e.    Menentukan Spesifikasi Perangkat Jaringan.
f.     Memasang Kabel Jaringan
g.    Mengkonfigurasi Switch pada jaringan

3.    PT. Aplikanusa International berencana akan merekrut karyawan Teknisi muda jaringan komputer sebanyak 8 orang untuk kantor cabang dan 2 orang untuk penambahan di kantor pusatnya

4.    PT. Aplikanusa International, Jakarta bersedia melakukan rekrutmen alumni program pelatihan berbasis kompetensi PPKD Jakarta Barat.

Demikian Laporan Hasil Perjalanan Dinas ini dibuat, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kurikulum okupasi TIK Teknisi Muda Jaringan Komputer



Halo sobat AGT kali ini AGT akan memberikan artikel tentang kurikulum okupasi bidang TIK yaitu TEKNISI MUDA JARINGAN KOMPUTER. Okupasi ini berdasarkan Peta Okupasi bidnag TIK tahun 2017 yang diterbitkan oleh KOMINFO nomor 172/KOMINFO/BLSDM/KS.01.07/7/2017. Pada peta okupasi tersebut terdapat salah satu okupasi yaitu Teknisi Muda Jaringan Komputer yang menurut peta okupasi tersebut berada di level 5 KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional indonesia). Untuk kurikulumnya adalah sebagai berikut : (untuk pembagian waktu bisa diatur sesuai kebutuhan)

PROGRAM

1.
Nama Pelatihan
:
Teknisi Muda Jaringan Komputer.
2.
Kode Program
:
J.611000.01.18
3.
Kualifikasi/Jenjang Pelatihan
:
KKNI Level 5
4.
Tujuan Pelatihan
:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta kompeten mengelola jaringan komputer lokal sesuai kebutuhan pengguna dan standar jaringan
5.
Unit Kompetensi yang ditempuh
:


5.1
J.611000.001.01
:
Mengumpulkan Kebutuhan Teknis Pengguna yang Menggunakan Jaringan

5.2
J.611000.002.01
:
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan Dengan Teknologi yang Sesuai

5.3
J.611000.003.02
:
Merancang Topologi Jaringan

5.4
J.611000.004.01
:
Merancang Pengalamatan Jaringan

5.5
J.611000.005.02
:
Menentukan Spesifikasi Perangkat Jaringan

5.6
J.611000.009.02
:
Memasang Kabel Jaringan

5.7
J.611000.012.02
:
Mengkonfigurasi Switch pada jaringan
6.
Perkiraan Waktu Pelatihan
:
240 jam pelatihan @ 45 menit
7.
Persyaratan Peserta Pelatihan
:


7.1  Pendidikan
:
Min SMK/SLTA

7.2  Pelatihan
:
-

7.3  Pengalaman Kerja
:
-

7.4  Umur
:
Minimal 17 tahun

7.5  Jenis Kelamin
:
Laki-laki/Perempuan

7.6  Kesehatan
:
Sehat jasmani, rohani dan tidak buta warna

7.7  Test Kemampuan
:
Bidang TIK
8.
Persyaratan Instruktur
:


8.1  Pendidikan
:
Minimal D3

8.2  Persyaratan Kompetensi
:


1)   Teknis
:
Memiliki Sertifikat kompetensi di bidang jaringan komputer.

2)   Metodologi
:
Memiliki sertifikat metodologi level 4.

8.3  Pengalaman Kerja
:
Minimal 2 tahun di bidang jaringan komputer.

8.4  Kesehatan Kerja
:
Sehat jasmani dengan bukti surat keterangan dokter.

8.5  Persyaratan Khusus
:
-

KURIKULUM
NO.
UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT
PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN (JP )
PENGE
TAHUAN
KETERAM
PILAN
JUMLAH
1.
KELOMPOK UNIT KOMPETENSI












1.1
Mengumpulkan Kebutuhan Teknis Pengguna yang Menggunakan Jaringan
J.611000.001.01
4
12
16

1.2
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan Dengan Teknologi yang Sesuai
J.611000.002.01
4
12
16

1.3
Merancang Topologi Jaringan

J.611000.003.02
8
32
40

1.4
Merancang Pengalamatan Jaringan
J.611000.004.01
12
36
48

1.5
Menentukan Spesifikasi Perangkat Jaringan
J.611000.005.02
8
16
24

1.6
Memasang Kabel Jaringan

J.611000.009.02
6
18
24

1.7
Mengkonfigurasi Switch pada jaringan
J.611000.012.02
8
40
48








Jumlah I

50
166
216
2.
ON THE JOB TRAINING (OJT)








































Jumlah II

-
-
-
3.
KELOMPOK NON UNIT KOMPETENSI :




3.1
Fisik Mental Disiplin (FMD)

2
6
8
3.2
Keahlian berkomunikasi

1
3
4
3.3
Motivasi kerja

4
-
4
3.4
Kewirausahaan

4
4
8
Jumlah III

11
13
24

JUMLAH : I s/d III

63
177
240